BIOTEKNOLOGI MODERN
TUGAS
Oleh:
Medita Dwi Apriliana (14 / IXC / 9821)
PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO
DINAS PENDIDIKAN
SMP NEGERI 1 KRAKSAAN
Jl. Imam Bonjol No. 13A ( (0335)
841030 Kraksaan * 67282
PROBOLINGGO
I.
PENGERTIAN
BIOTEKNOLOGI
Bioteknologi berasal dari istilah Latin, yaitu Bio
(hidup), teknos (teknologi = penerapan), dan logos
(ilmu). Artinya, ilmu yang mempelajari penerapan prinsip-prinsip biologi. Dalam
arti luas, bioteknologi ialah memanipulasi organisme atau komponen organisme
tersebut untuk melakukan tugas – tugas praktis atau menghasilkan produk yang
bermanfaat. Dengan kata lain, bioteknologi merupakan pemanfaatn organisme dan
agen-agen biologis untuk menghasilkan barang atau jasa untuk kepentingan
manusia. Hal itu berhubungan dengan pemanfaatan organisme atau komponen
selulernya secara terarah dan terkontrol yang melibatkan multidisiplin serta
merupakan palikasi terpadu antara mikrobiologi, biokimia, biologi sel,
fisiologi, genetika molekuler, rekayasa genetika, dan teknik kimia.
Menurut Perhimpunan Bioteknologi Eropa, bioteknologi
diartikan sebagai penggunaan biokimia, mikrobiologi, dan rekayasa kimia secara
terpadu dengan tujuan untuk penerapan teknologi dari kapasitas mikroba dan
sel-sel jaringan yang dibiakkan. Dalam penerapan yang lain, bioteknologi saat
sekarang biasa untuk rekayasa genetik. Rekayasa genetik merupakan usaha
mengubah atau memanipulasi bahan atau materi genetik organisme secara invitro
dengan menambah, mengganti, mengurangi, atau memodifikasi gen sehingga
didapatkan organisme dengan ciri kemampuan yang baru. Gen-gen yang digunakan
untuk rekayasa genetik dapat berasal dari organisme sejenis atau organisme yang
berbeda jenis tanpa mengenal batas spesies. Rekayasa genetik dilakukan dengan
cara yang disebut teknik rekombinan DNA. Teknik ini dilakukan di
laboratorium dengan menggunakan peralatan yang canggih.
Berdasarkan dua pengertian bioteknologi tersebut, maka
bioteknologi adalah penggunaan biokimia, mikrobiologi, dan rekayasa
genetika secara terpadu untuk menghasilkan barang atau lainnya bagi kepentingan
manusia. Biokimia mempelajari struktur kimiawi organisme. Adapun rekayasa
genetika adalah aplikasi genetik dengan mentransplantasi gen dari satu
organisme ke organisme lain. Ciri-ciri utama bioteknologi sebagai berikut.
a. Adanya agen
biologi berupa mikroorganisme, tumbuhan, atau hewan.
b. Adanya pendayagunaan
secara teknologi dan industri.
c. Produk yang
dihasilkan adalah hasil ekstraksi dan pemurnian.
Objek kajian dan aplikasi bioteknologi mulai dari produksi makanan yang
difermentasi, bahan kimia berupa antibiotika, enzim, etanol, asam cuka, asam
sitrat, hingga produksi energi seperti biogas, fiksasi nitrogen, dan penemuan
minyak. Saat ini, aplikasi bioteknologi tidak hanya pada mikroorganisme saja,
namun pada tumbuhan dan hewan.
II.
BIOTEKNOLOGI
MODERN
Bioteknologi modern merupakan bioteknologi yang
memanfaatkan biologi molekuler dan sel untuk menghasilkan produk yang
bermanfaat bagi manusia. Penerapan bioteknologi modern berdasarkan pada
rekayasa genetika dan rekayasa biokimia.
Rekayasa
genetika adalah teknik pengambilan gen tertentu untuk menghasilkan organisme
yang memiliki keunggulan secara genetik. Sedangkan, rekayasa biokimia seperti
penggunaan tangki reaktor untuk pertumbuhan mikroorganisme untuk proses
biologis tertentu supaya tidak terkontaminasi mikroorganisme lain.
Di dalam dua dekade belakangan ini telah terjadi beberapa peristiwa penting
yang mendorong kemajuan dalam bioteknologi modern, yaitu sebagai berikut.
a. Meningkatnya
harga bahan bakar fosil (bensin, minyak tanah, maupun solar) yang sangat tajam.
b. Pemakaian
enzim – enzim ligase dan endonuklease yang dapat memotong DNA dan
menyambungkannya kembali sehingga menghasilkan rekombinan baru dengan tujuan
untuk memamanipulasi gen secara buatan.
c. Penemuan
oleh Kohler dan Milstein (1975) yang memproduksi antibodi monoklonal dari
memfusikan limfosit, myeloma, dan sel tumor.
v Ciri-ciri Bioteknologi Modern adalah:
a. Mulai
berkembang sejak ditemukan DNA.
b. Organisme
atau mikroorganisme digunakan untuk memperbaiki serta
meningkatkan kinerja genetik suatu organisme yang bermanfaat bagi manusia.
c. Peralatan
yang digunakan sudah modern.
d.
Pemanfaatan mikroorganisme ditambah dengan teknologi
modern.
v Teknik yang digunakan dalam Bioteknologi Modern
Teknik yang
digunakan dalam bioteknologi modern adalah teknik manipulasi bahan genetik
(DNA) secara in vitro, yaitu proses
biologi yang berlangsung di luar sel atau organisme, misalnya dalam tabung
percobaan. Oleh karena itu, bioteknologi modern juga dikenal dengan rekayasa genetika, yaitu proses yang
ditujukan untuk menghasilkan organism transgenik. Organisme transgenik adalah organisme yang urutan informasi genetik
dalam kromosomnya telah diubah sehingga mempunyai sifat menguntungkan yang
dikehendaki. Beberapa prinsip dasar
dalam rekayasa genetika, yaitu 1) DNA rekombinan, 2) fusi protoplasma, dan
3) kultur jaringan.
A. DNA Rekombinan
Bioteknologi modern juga digunakan untuk merekombinasi DNA. DNA dipotong
kemudia disambungdengan DNA baru yang membawa sifat unggul. DNA baru hasil
penggabungan inilahyang disebut DNA rekombinan.
·
Tahap-tahap
pembuatan DNA Rekombinan
1. Mula-mula
orang mencari DNA unggul, misalnya diambil dari makhluk hidup lain atau
membuatnya. Orang pada saat sekarang sudah berhasil membuat DNA ini.
2. Menyiapkan
wahana (vektor), yaitu alat untuk memasukkan DNA itu ke dalam makhluk hidup
yang akan diubah sifatnya. Wahana biasanya berupa virus atau plasmid dari
bakteri. Plasmid adalah DNA yang bentuknya melingkar, terdapat di luar DNA inti
bakteri. DNA plasmid mampu keluar masuk sel dan bisa bergabung dengan kromosom
sel organisme lain.
3. Memasukkan
DNA rekombinan ke dalam sel.
4. Kloning
(perbanyakan) DNA rekombinan. DNA yang sudah dimasukkan ke dalam sel,
diperlakukan sedemikian rupa sehingga bakteri yang dimasuki DNA itu
menggan-dakan DNA tersebut di dalam selnya.
5. Memelihara
sel agar menghasilkan produk ang diinginkan, sesuai dengan sifat yang dibawa
oleh DNA yang disisipkan.
Makhluk hidup yang telah disisipi sifat (DNA) baru
biasanya akan memiliki sifat baru itu. Makhluk hidup yang demikia itu disebut
makhluk hidup transgenik (GMO= Genetic
Manipulating Organism).
B.
Fusi
Fotoplasma
Fusi
protoplasma adalah penggabungan dua sel dari jaringan yang sama (organisme
berbeda) dalam suatu medan listrik. Fusi protoplasma pada tumbuhan melalui
tahap-tahap:
1. menyiapkan protoplasma dari sel-sel
yang masih muda karena dinding sel tipis serta protoplasma yang banyak dan utuh
2. mengisolasi protoplasma sel dengan
cara menghilangkan dinding selnya dengan menggunakan enzim kemudian dilakukan
penyaringan dan sentrifugasi berkali-kali
3. Protoplasma yang didapat kemudian
diuji viabilitasnya (aktivitas hidupnya) dengan cara melihat aktivitas organel,
misalnya melihat aktivitas fotosintesisnya.
Fusi
protoplasma pada sel hewan dan manusia sangat berguna terutama untuk
menghasilkan hibridoma. Hibridoma merupakan hasil fusi yang terjadi antara sel pembentuk antibody dan sel mieloma.
Sel pembentuk antibodi ini adalah sel limfosit B, sedangkan sel mieloma sendiri
merupakan sel kanker. Sel hibridoma yang dihasilkan dapat membelah secara tidak
terbatas seperti sel kanker, tetapi juga menghasilkan antibodi seperti sel-sel
limfosit B. Hibridoma yang dihasilkan diseleksi karena setiap sel menghasilkan
antibodi yang sifatnya khas. Satu antibodi yang dihasilkan spesifik untuk satu
antigen. Setiap hibrid ini kemudian diperbanyak (dikloning). Oleh karena
antibodi ini berasal dari satu klon maka antibodi ini disebut antibodi monoklonal.
C.
Kultur Jaringan
Kultur jaringan pada
tumbuhan
Pelaksanaan teknik kultur jaringan bertujuan untuk memperbanyak jumlah tanaman. Tanaman yang dikultur biasanya adalah bibit unggul. Dengan teknik ini, kita bisa mendapatkan keturunan bibit unggul dalam jumlah yang banyak dan memiliki sifat yang sama dengan induknya. Kultur jaringan sebenarnya memanfaatkan sifat totipotensi yang dimiliki oleh tumbuhan lain.
Totipotensi yaitu kemampuan setiap sel tumbuhan untuk menjadi individu yang sempurna. Teori totipotensi ini dikemukakan oleh G. Heberlandt tahun 1898. Dia adalah seorang ahli fisiologi yang berasal dari Jerman. Pada tahun 1969, F.C. Steward menguji ulang teori tersebut dengan menggunakan objek empulur wortel. Dengan mengambil satu sel empulur wartel, F.C. Steward bisa menumbuhkannya menjadi satu individu wortel. Pada tahun 1954, kultur jaringan dipopulerkan oleh Muer, Hildebrandt, dan Riker.
Kultur jaringan memerlukan pengetahuan dasar
tentang kimia dan biologi. Pada teknik ini kamu hanya membutuhkan bagian tubuh
dari tanaman. Misalnya batang hanya seluas beberapa millimeter persegi saja.
Jaringan yang kamu ambil untuk dikultur disebut eksplan. Biasanya, yang
dijadikan eksplan adalah jaringan muda yang masih mampu membelah diri. Misalnya
ujung batang, ujung daun, dan ujung akar.
Kultur jaringan dapat dilakukan secara sederhana,
yaitu:
a.
Mensterilkan eksplan. Caranya adalah direndam
dalam alkohol 70% atau kalsium hipoklorit 5% selama beberapa menit.
b.
Gunakan botol atau tabung yang sudah disterilkan,
isi dengan media. Masukkan potongan jaringan yang sudah disterilkan di atas
media dalam botol.
Media yang
digunakan terdiri atas:
·Unsur-unsur atau garam mineral: Unsur makro: C, H, O, N, S, P, K, Ca,
Mg. Unsur mikro: Zn, Mn, Mo, So.
·Asam amino, vitamin, gula,
hormon, dengan perbandingan tertentu.
·Media cair; bahan-bahan di atas dicampur akuades.
·Media padat; bahan-bahan di atas campur dengan agar-agar.
- Media cair dan padat tersebut kemudian disterilkan
dengan menggunakan mesin khusus yang disebut dengan autoklaf.
c.
Simpan di
tempat yang aman pada suhu kamar, tunggu untuk beberapa lama maka akan tumbuh
kalus (gumpalan sel baru). Bisa juga selama pemeliharaan dilakukan pengocokan
dengan mesin pengocok yang bergoyang 70 kali permenit. Pengocokan dilakukan
selama 1,5 - 2 bulan.
Tujuan dari pengocokan adalah untuk merangsang
sel-sel eksplan supaya giat bekerja dan memperlancar proses persiapan zat
dan penyebaran makanan merata, serta menjamin pertukaran udara lebih cepat.
d.
Kalus yang tumbuh bisa dipotong-potong untuk
dipisahkan dan di tanam pada media lain.
e.
Kalus tersebut akan tumbuh menjadi tanaman muda (plantlet), kemudian
pindahkan ke pot. Jika tanaman tersebut sudah kuat, maka bisa dipindahkan ke
media tanah atau lahan pertanian.
Kultur jaringan dapat disimpan dalam suhu rendah
sebagai stok atau cadangan. Jika sewaktu-waktu diperlukan, maka jaringan ini
dapat diambil dan ditanam. Contoh tanaman yang bisa menjadi objek kultur adalah
pisang, mangga, tebu, dan anggrek.
·
Keuntungan dari kultur jaringan adalah:
- Dalam waktu singkat dapat menghasilkan bibit
yang diperlukan dalam jumlah banyak.
- Sifat tanaman yang dikultur sesuai dengan sifat tanaman induk.
- Tanaman yang dihasilkan lebih cepat berproduksi.
- Tidak membutuhkan area tanam
yang luas.
- Tidak perlu menunggu tanaman
dewasa, kita sudah dapat membiakkannya.
v Peran
Bioteknologi Modern dalam Beberapa Aspek Kehidupan
1. Makanan
Penerapan
bioteknologi pada makanan secara modern, diawali pada 1992. Saat itu sebuah
perusahaan Amerika, Calgene, mendapatkan izin untuk memasarkan OHMG yang
disebut Flavrsavr. OHMG ini adalah tomat yang dibuat lebih tahan hama dan tidak
dapat membusuk.
Secara
umum, penerapan bioteknologi modern pada makanan tidak dapat dipisahkan dengan
bioteknologi modern pada bidang pertanian. Produkproduk makanan yang dihasilkan
dari OHMG, seperti tanaman pertanian, hewan, atau mikroorganisme, disebut
makanan hasil modifikasi genetik.
OHMG lebih
banyak dilakukan pada tanaman pertanian. Contohnya, jagung tahan lama, kedelai
tahan herbisida, kentang tahan virus, padi dengan zat dan vitamin yang
ditingkatkan (golden rice), gandum dengan protein yang tinggi bagi ternak, dan
banyak hasil pertanian lainnya. Perkembangan selanjutnya dari penerapan
bioteknologi modern semakin beraneka ragam. Sekarang, para ilmuwan dapat
membuat makanan yang mengandung obat, pisang yang menghasilkan vaksin hepatitis
B, ikan yang lebih cepat dewasa, dan tanaman buah yang berbuah lebih cepat.
2. Pertanian
Pada
bidang pertanian, telah banyak dilakukan penerapan bioteknologi modern. Para
ilmuwan telah berhasil membuat prosedur penyisipan gen pada berbagai tanaman.
Prosedur tersebut melibatkan teknik kultur jaringan dan teknik genetika pada
bakteri yang telah Anda pelajari.
Penyisipan
gen ke dalam tumbuhan dapat dilakukan melaui beberapa cara. Salah satunya,
sumber DNA gen asing terlebih dahulu dimasukkan ke dalam plasmid bakteri
Agrobacterium tumefaciens. Bakteri Agrobacterium rekombinasi tersebut
diinfeksikan pada jaringan tumbuhan. Bakteri yang digunakan Agrobacterium
tumefaciens sebab di alam bakteri ini menginfeksi tanaman dan menyebabkan
penyakit cro n gall (sejenis tumor).
Dengan
dimasukkannya gen asing ke dalam plasmid bakteri, gen asing akan memasuki DNA
tumbuhan. Dengan demikian, tumbuhan akan memiliki sifat yang sesuai dengan gen
asing tersebut. Tumbuhan hasil penyisipan gen disebut juga tanaman transgenik.
Berbagi
macam gen telah berhasil disisipkan ke dalam DNA tanaman pertanian. Beberapa di
antaranya adalah gen bagi penghasil vitamin, gen untuk penghasil racun bagi
serangga, gen bagi pengikatan nitrogen bebas, dan gen untuk bahan herbisida.
Gen-gen tersebut dapat menyebabkan tanaman transgenik memiliki sifat gen yang
dimasukkan tersebut. Perhatikan Gambar berikut.
|
Langkah-langkah
penyisipan gen pada tumbuhan.
|
3. Peternakan
Dalam
bidang peternakan, bioteknologi modern telah dapat meningkatkan produksi dan
kesehatan ternak. Beberapa cara yang dilakukan antara lain dalam pembuatan
vaksin dan hormon pertumbuhan bagi hewan ternak. Vaksin dan hormon tersebut
disuntikkan pada hewan ternak. Hormon pertumbuhan yang disuntikkan berguna agar
ternak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Selain itu,
waktu panen akan menjadi lebih singkat dibandingkan tanpa menggunakan hormon
tersebut.
Berikut
ini akan diuraikan hasil bioteknologi pada bidang perternakan, yaitu vaksin,
hormon pertumbuhan bagi ternak, kloning reproduksi, dan fertilisasi in vitro.
1.)
Vaksin
Pencegah Penyakit Ternak
Virus yang menyerang ternak dan
paling merugikan adalah virus penyebab penyakit mulut, kuku, dan lidah menjadi
berwarna biru. Pada unggas, virus yang menyerang dan merugikan adalah virus
penyebab penyakit tetelo (New Castle Disease NCD), sedangkan pada anjing,
kucing serta karnivora lainnya adalah virus rabies.
Vaksin
untuk penyakit mulut dan kuku dibuat dengan cara mengisolasi dan memperbanyak
gen yang mengode pembentukan kulit protein virus (VPI). Kemudian, gen ini
disisipkan pada plasmid E.coli.
Protein
yang dihasilkan E.coli yang sudah direkayasa akan bekerja sebagai vaksin yang
efektif terhadap virus penyakit mulut dan kuku. Cara serupa dilakukan untuk
menghasilkan vaksin-vaksin bagi penyakit tetelo, dan lidah biru. Selain vaksin,
dipakai juga interferon hewan sebagai senyawa antivirus alamiah.
2.)
Hormon
Pada akhir
dasawarsa ini, penggunaan hormon untuk meningkatkan produksi daging untuk
ternak sudah lazim digunakan, terutama pada sapi. Dalam waktu dekat, hormon
sejenis juga akan dipergunakan untuk meningkatkan produksi daging domba.
Pembuatan hormon pertumbuhan dilakukan dengan cara
mengisolasi dan memperbanyak gen pertumbuhan, kemudian disisipkan pada mikroba
dan akhirnya dihasilkan hormon-hormon yang dimaksud. Hormon tersebut kemudian
disuntikkan pada ternak. Tentu saja usaha ini harus disertai dengan pemberian
nutrisi ternak yang seimbang. Penggunaan hormon untuk pertumbuhan ini sudah
sering dilakukan.
Para ahli
sudah jauh memikirkan untuk membuat hormon yang akan disuntikkan pada domba
penghasil wol. Dengan suntik hormon EGF ( Epidermal Grouth Factor), bulu-bulu
domba akan rontok dengan sendirinya, tanpa pisau cukur. EGF adalah suatu hormon
yang dapat mengendalikan kecepatan tumbuh rambut. Konsentrasi EGF yang tinggi
akan menyebabkan pertumbuhan rambut yang cepat, tetapi helaian rambut akan
lebih tipis. Satu dosis EGF tertentu akan membuat rambut sedemikian tipis
helaiannya sehingga lebih rapi. Beberapa hari kemudian, titik rapuh rambut
tersebut akan muncul di permukaan kulit dan tentu saja rambut akan mudah lepas
dari kulitnya.
3.)
Kloning
Reproduksi
Contoh lain penerapan bioteknologi modern dalam bidang
peternakan adalah kloning. Kloning adalah proses untuk membuat salinan molekul,
elektron atau organisme multiseluler yang identik. Pada kloning reproduksi, hal
tersebut dilakukan untuk menghasilkan individu yang sama dengan induknya. Salah
satu proses kloning yang terkenal adalah kloning domba Dolly. Kloning tersebut
dilakukan pada 1996 dan Dolly hidup hingga 2003. Kelahiran domba hasil kloning
ini mengundang kontroversi dari berbagai pihak. Pada kloning Dolly, ilmuwan
mengisolasi inti sel somatis kelenjar mamae domba dan memasukkannya ke dalam
sel telur yang telah dihilangkan inti selnya. Sel telur yang mengandung inti
sel donor tersebut diberi kejutan listrik atau zat kimia untuk memicu
pembelahan sel. Ketika klon embrio mencapai tahap yang sesuai, embrio tersebut
dimasukkan dalam uterus domba betina.
Kloning
reproduksi dapat digunakan untuk menghasilkan ternak yang identik dengan
induknya, tetapi ilmuwan mengetahui bahwa kloning mempunyai potensi yang lebih
berguna. Para ilmuwan berusaha melakukan kloning reproduksi pada hewan-hewan
yang telah punah. Beberapa hewan punah telah dicoba dikloning. Pada 2003,
seekor banteng jawa berhasil dikloning, kemudian diikuti oleh tiga kucing liar
afrika dari embrio yang dibekukan. Hasil ini memberikan harapan bahwa teknik
yang sama dapat dilakukan pada hewan ternak lainnya.
4. Pengobatan dan Kesehatan
Penelitian
dalam bioteknologi terus dilanjutkan untuk mencari cara pencegahan, diagnosa
dan pengobatan pada berbagai kelainan dan penyakit. Terdapat beberapa hasil
bioteknologi modern pada bidang pengobatan dan kesehatan, di antaranya hormon
dan antibodi monoklonal.
1.) Hormon
Pada 1949,
penderita arthritis dapat sembuh setelah diobati dengan hormon steroid
kortison. Sejak saat itu, jenis steroid ini digunakan untuk mengobati penyakit
arthritis, rheumatik, leukemia, anemia hemafotik dan beberapa penyakit lain.
Steroid
merupakan senyawa kimia yang sangat kompleks. Pembuatannya secara sintetis
memerlukan proses dan biaya yang cukup tinggi. Pada 1952, ditemukan sejenis
kapang, yaitu hi opus arrhi us yang dapat mengubah steroid yang berasal dari
hewan atau tumbuhan menjadi kortison. Jenis-jenis dari Aspergillus, ternyata
dapat mengubah progesteron (steroid yang berasal dari hewan dan manusia)
menjadi senyawa kortison. Penyakit kencing manis (diabetes mellitus) dapat
diobati dengan hormon insulin. Insulin hasil bioteknologi saat ini sudah dapat
diproduksi. Gen manusia yang mengendalikan pembentukan hormon insulin,
disisipkan ke dalam bakteri E-coli.
2.) Antibodi Monoklonal
Setiap
saat tubuh kita dapat terkena serangan virus, bakteri, jamur, dan zat-zat lain
dari lingkungan sekitarnya. Zat-zat tersebut dapat membahayakan tubuh. Secara
alami, manusia dapat menghasilkan antibodi bagi kuman atau antigen tersebut.
Namun, agar sistem kekebalan tubuh aktif, tubuh harus pernah diserang kuman
tersebut. Terkadang jika tubuh tidak mampu bertahan, akibatnya akan fatal.
Untuk
memicu kekebalan tubuh, dapat dilakukan dengan menyuntikkan vaksin yang
mengandung antigen penyakit tersebut. Dengan demikian, dapat terbentuk antibodi
pada tubuh yang dapat melawan patogen. Oleh karena kemampuan melawan patogen
ini, antibodi monoklonal dikembangkan untuk mengatasi penyakit spesifik.
Cara yang
umum digunakan untuk menghasilkan antibodi adalah dengan menyuntikkan sedikit
antigen pada tikus atau kelinci. Tubuh kelinci atau tikus akan merespon antigen
dengan menghasilkan antibodi yang secara langsung dapat diambil dari darahnya.
Akan tetapi, biasanya antigen direspon oleh beberapa macam sel. Antibodi yang
dihasilkan adalah antibodi poliklonal, yaitu campuran berbagai antibodi yang
dihasilkan oleh berbagai sel.
Sekitar
1970, sebuah teknik dikembangkan untuk menghasilkan antibodi monoklonal.
Antibodi yang dihasilkan dari satu sel yang sama dan spesifik terhadap satu
antigen. Antibodi monoklonal ini didapat dari kultur sel. Pembuatan antibodi
monoklonal adalah melalui fusi sel antara sel B dari hati dan sel penghasil
tumor. Sel B hati digunakan karena sel inilah yang menghasilkan antibodi.
Adapun sel tumor digunakan karena dapat membelah diri terus-menerus. Perhatikan
Gambar berikut.
|
Pembuatan antibodi monoklonal
|
Langkah
pertama untuk membuat antibodi monoklonal adalah hewan disuntikkan antigen sel
B tersebut. Kemudian, sel B hewan diisolasi dan difusikan dengan sel tumor.
Hasilnya adalah sel hibrid yang menghasilkan satu antibodi tertentu dan terus
membelah. Antibodi monoklonal juga dapat digunakan untuk keperluan diagnosa dan
diharapkan dapat menyembuhkan kanker.
v Contoh Hasil Bioteknologi Modern
1.
|
Bibit tanaman yg seragam, diperoleh dengan melalui tehknik
kultur jaringan. Melalui teknik ini dapat dihasilkan / diproduksi bibit
tanaman yang seragam dalam jumlah besar, Beberapa contoh tanaman yang telah
dihasilkan melalui kultur jaringan antara lain : Papaver somniferum (
menghasilkan kodein , untuk penghilang rasa nyeri, Jasminum sp (
menghasilkan jasmine, sebagai bahan parfum aroma melati ).
|
2.
|
Antibodi monoklonal, merupakan sejenis antibodi yang
diproduksi dengan cara penggabungan ( fusi ) dua jenis sel yang sama atau
berbeda . Dikenal dengan sebutan teknologi hibridoma / DNA rekombinan.
|
3.
|
Bayi tabung, hasil fertilisasi secara in vitro . Ovum
dan sperma dipertemukan dalam sebuah “ wadah” sehingga terjadi pembuahan.
|
4.
|
Hormon insulin, yang diperoleh melalui teknologi plasmid dalam rekayasa
genetik
|
5.
|
Domba dolly hasil kloning yaitu transfer inti sel autosom ( diploid )
ke dalam ovum ( haploid ) yang telah diambil inti telurnya.
|
6.
|
Tanaman kebal hama, yang telah disisipi gen penghasil
senyawa endotoksin dari Bacillus thuringiensis
|
7.
|
Tanaman yang mampu memfiksasi nitrogen melalui penyisipan gen pengontrol
fiksasi nitrogen ( gen nif ) dari bacteri Rhizobium sp dengan
perantara plasmid dari Agrobacterium tumefaciens
|
8.
|
Hewan transgenik, hasil rekayasa genetika yang memiliki sifat / kemampuan
berbeda dengan hewan biasa. Misalnya menghasilkan air susu yang
mengandung faktor anti hemofili
|
9.
|
Hormon BST ( Bovine Somatotrophin ), hormon pertumbuhan untuk hewan
dari hasil rekayasa genetik
|
10.
|
Vaksin malaria, hasil rekayasa genetik dengan memanfaatkan DNA virus cacar
air yang kurang aktif
|
11.
|
antibiotik jenis baru, yang dikembangkan dari
mikroorganisme galur baru yang diperoleh dari rekayasa genetik
|
12.
|
Interferon, sejenis protein hasil tekhnik DNA rekombinan untuk menghambat
replikasi virus
|
13.
|
Hormon pertumbuhan manusia yang dihasilkan dari tehknik DNA
rekombinan
|
14.
|
Terapi genetik, jasa layanan perbaikan kelainan genetik dengan rekayasa
genetik
|
15.
|
Pelestarian species langka, jasa layanan pelestarian hewan / tumbuhan
yang hampir punah menggunakan tehknik rekayasa genetik
|
v
Contoh Produk
Bioteknologi Modern
No
|
Produk
|
Kegunaan
|
1
|
Interferon
|
Melawan
infeksi, meningkatkan sistem kekebalan
|
2
|
Insulin
|
Mengontrol
kadar gula darah (diabetes mellitus).
|
3
|
Vaksin
|
Meningkatkan
kekebalan tubuh
|
4
|
Penicillin
|
Antibiotika,
melawan infeksi oleh bakteri atau jamur
|
5
|
Hormon
pertumbuhan
|
Melawan
kekedilan, untuk penyembuhan
|
6
|
Beta
endorfin
|
Mengurangi
rasa sakit
|
7
|
Activator
plasminogen
|
Melarutkan
darah beku, mencegah stroke
|
8
|
Inferleukun
2
|
Mengaktifkan
sistem kekebalan
|
9
|
Antibodi
monoklonal
|
Menyerang
dan membunuh sel tumor atau kanker
|
10
|
Enzim
|
Meningkatkan
reaksi/biokatalisator baik untuk keperluan manusia maupun industri
|